Kamis, 30 Desember 2010

when the love reached into my heart part 10


“Kyaa akhirnya kau kutangkap” aku bermain-main dengan yamcha, kucing kesayangannya heechul. Sang pemilik tidak ada dirumah, aku sangat penat dengan soal mtk yang masih saja tidak bisa ku kerjakan, pada dasarnya ku menyerah dan selalu seperti itu.
“aku lebih suka bermain denganmu, daripada bermain dengan rumus yang membuat rambuktu berdiri” ku elus elus bulu yamcha dan sesekali ku menciumnya. Indah sekali kucing ini, sepertinya selalu mendapat perawatn teratur dari pemiliknya yaitu kim heechul. Aku bingung kenapa dia lebih suka menghabiskan waktu dengan kucingnya ini dibandingkan bersama para temannya di grup ini. “Hemmh.. aku curiga, kau telah merebut hatinya, benarkan?”
“miauw” kucing itu bersuara, tidak mengerti apa artinya tapi dari tadi dia memang sangat berisik.
“kau lapar?” tanyaku pada yamcha, aku pun berlenggang mencari makanannya di tempat biasa heechul menyimpannya, tapi tidak ada, sepertinya makanannya habis. Aku harus membelinya kalau tidak heechul pasti akan kembali memarahiku karena melihat kucingnya kelaparan. Sesampainya aku di supermarket aku langsung meluncur mencari makanan untuk kucingnya heechul, setelah dapat aku langsung membayar barang belianku di kasir selanjutnya aku kembali pulang. Ku berikan makanannya pada yamcha, aku tak merasa keberatan melakukannya karena aku juga sangat menyukainya. “yaa.. kau makan yang banyak yah, aku tinggal dulu ke dapur” ku elus kepalanya lalu aku tinggalkan dia pergi ke dapur, aku ingin belajar membuat sup untuk yesung yang masih tergolek lemah di tempat tidurnya itu.
“Hmmm.. baunya harum sekali” aku tidak tahan menghirup aroma ini, saat ingin ku cicipi masakanku heechul berteriak histeris “Yaa Yamcha.. “ kulihat dia menggendong kucing kesayangannya itu, aku berlari untuk coba menyusulnya tapi terlambat, ada apa yah? Ku mulai bertanya-tanya, tapi kali ini yesung lebih penting. Aku kembali kedapur untuk mengambil sup buatanku yang sudah kusediakan di mangkuk, ku letakkan diatas nampan dan ku bawa ke kamarnya yesung. Seperti dugaanku yesung masih tertidur, yah seharian ini dia memang tidak beraktifitas sama sekali.
“Oppa, bangunlah” ku bangunkan dia dengan sentuhanku sepelan mungkin. Yesung pun terbangun dan dia duduk diatas kasurnya, dia tersenyum melihatku.
“Gomawo..” suaranya sangat parau.
“Cheonmaneyo” jawabku senang.
Yesung mulai memegang sendok yang berada di sebelah mangkuk sup, geraknya sangat lambat sehingga membuatku tak sabar menunggu komentarnya tentang masakanku itu. Dia mulai menyiduk kuah sup dan meniupnya setelah itu dia mulai menguyupnya perlahan, apa yang terjadi? Ya yesung terbatuk-batuk dan sendok yang tadi dia pegang terlempar ke lantai. Sepertinya makananku sangat mencekik lehernya.
“Oppa gwaenchanayo?”
Aku sangat panik dan yesung hanya memegang lehernya sambil mengerang kesakitan. Aku kelabakan, sup racunku aku buang begitu saja, aku pun mengambilkannya segelas air putih, yesung meneguknya sangat cepat, akhirnya masalah itu dapat teratasi.
“Oppa mianhaeyo” aku terisak, air mataku mulai mengalir, hampir saja aku membunuhnya. Yesung hanya memegang lehernya dan megusap-usapnya.
“Gwaenchana?” tanyaku sambil berlinang air mata, dia hanya menjawab dengan anggukan dan berusaha menjelaskan yang baru saja dialaminya.
“aku bermasalah pada tiroid jadi tidak bisa memakan makanan yang terlalu asin, mianhamnida telah mengecewakanmu”
“Aissh oppa kau ini, aku telah kelabakan melihatmu mengerang kesakitan tapi kau masih saja memikirkan diriku”. Aku merengut tapi yesung malah tertawa.
“Kau jangan merengut seperti itu, wajahmu malah tambah jelek”
“Hyaiissh.. kau ini oppa”
Tiba-tiba heechul mengagetkanku.
 “Yaa kau!!”
Dengan berat hati aku menoleh, terlihat yamcha sangat lemah dalam dekapan heechul.
“Wae heechul-ah?” aku menjawabnya datar. Heechul mendekatiku dan memandangku tajam. Tatapan matanya penuh dengan kebencian akan diriku.
“Kau memberinya makan apa?” heechul kembali membentakku. Kau tenang saja aku sudah biasa dengan suaramu itu.
“Kau itu kenapa? Tidak bisa jika tidak membentakku?” aku memajukan wajahku menunjukan bahwa aku tidak takut padanya. Terlihat heechul mulai berkeringat, aih kenapa pria ini apa dia takut pada wanita? Hemm. Heechul terlihat salah tingkah dan menjauhkan wajahnya dari wajahku.
“kau tahu kau ini salah memberinya makan?”
“maksudmu?” ujarku polos
“iya, kau beri dia makanan anjing, apa kau tidak bisa baca?”
Aku tidak tahu kalau aku salah membeli makanan yamcha, tapi kupikir aku sudah benar, aku itu kan tidak bodoh-bodoh amat. Aha aku ingat saat ku membeli makanan itu ada orang lain juga membeli makanan yang sama tapi itu untuk anjing, mungkin makanan kami tertukar saat dikasir.
@@@
Ujian tinggal sebulan lagi aku tidak mempunyai persiapan apapun, mungkin aku harus merelakan ujian tahun ini berlalu begitu saja, yura kau sudah 21 tahun kalau kau tidak lulus lagi kapan kau akan bekerja?  Aku sudah terlalu tua untuk tetap merasakan bangku sma. Memang aku mendapatkan keringanan biaya dalam sekolahku di gam chan karena sekolah ini milik kakek buyutku, tapi bukan karena itu juga aku jadi terus menetap di sekolah ini. Kali ini aku harus berusaha keras, ku ikat dasi si kepalaku dan ku taruh pensil di lipatan telingaku, tapi untuk apa? Tak ada gunanya. Terbersit dibenakku nama Cho Kyuhyun sebagai penyelamat hidupku,, aniyo aniyo.. aku menggelengkan kepalaku. Mau di taruh dimana harga diriku ini jikalau aku mengemis bantuan padanya. Ah tapi ini kan demi kebaikanku sendiri, aku bukan mengemis untuk meminta uangnya tapi aku berharap dia akan membagikan sedikit ilmunya padaku. Aku bangun dari tempat dudukku dan pergi menuju kamarnya kyuhyun sambil membawa setumpuk buku. Terdengar suara ribut di dalam kamarnya. Aku masuk dengan wajah datar kemudian kyu menoleh tanpa ekspresi.
“wae?” tanyanya ketus. Aku mulai berpikir untuk mengurungkan niatku, tapi tinggal selangkah lagi yura, tinggal selangkah. Aku pun maju selangkah dan “Kyuu.. kakakmu datang” sungmin memberitahu dengan nafas terengah-engah, dia menatapku sebentar dan berlalu begitu saja. Kyuhyun pun keluar melewatiku. Aku ikut membuntutinya, ku lihat seorang perempuan tersenyum lebar sambil merentangkan kedua tangannya dengan mata yang berkaca-kaca.
“Hyun-ah” panggilnya, tak berapa lama kyuhyun mendekatinya dan langsung memeluknya. Aku hanya sedikit terharu melihat pertemuan antara kakak beradik itu. Setelah selesai memeluk kyuhyun diapun kemudian memeluk member satu persatu.
“aku juga ingin dipeluk” seruku dalam hati. iri rasanya melihat mereka berdua begitu akur, hem aku juga ingin memiliki seorang kakak wanita yang bisa mengajariku saat ku kesulitan. Tapi kulihat kyu dan kakaknya tak nampak seperti kakak beradik, mereka nampak serasi layaknya sepasang kekasih. Aku memang lebih tua dua bulan dari kakaknya kyu, pantas saja kyuhyun memanggilku ahjumma rupanya itu alasannya. Tapi setidaknya kenapa dia bukannya memanggilku dengan sebutan eonnie saja, sangat benci jika harus mengingat hal itu.
“Kau siapa?” tanya perempuan itu lembut. Sebelumnya aku memasang senyum termanis menurutku tapi tidak tahu menurut orang lain.
“Annyeonghaseyo, Chonneun Lee yura imnida” aku membungkukan diriku seraya memberikan penghormatanku. Wajah perempuan itu sangat tidak mengenakan sehingga aku pun hanya bisa menunduk, sepertinya dia tidak menyukaiku. Suasana menjadi sunyi senyap saat kakaknya kyuhyun mengamatiku.
“Apa kau pembantu?”
“Mwo??” aku membulatkan mulutku, apa maksudnya bertanya seperti itu apa tampangku terlihat sangat malang sehingga dia menuduhku seperti itu.
“Kalau begitu, cepat buatkan aku es jeruk, ehm aku haus sekali”
Dengan semena-menanya dia memerintahku, kulihat kyuhyun menggedek-gedekan kepalanya menandakan bahwa dia ingin aku segera melaksanakan apa yang kakaknya suruh tadi. Dasi sekolahku masih berada melintang di kepalaku, niatku untuk belajar sepertinya dipastikan batal. Ah aku bingung sekarang bagaimana caranya membuat es jeruk untuk sang tuan putri yang sedang tumpang kaki di ruang tengah sana. Jadi kumasukan saja bahan-bahan yang ada. Aku tidak pintar memasak, jadi kuharap dia bisa memakluminya.
“uhuk uhuk” Cho ara terbatuk saat menyeruput es jeruk buatanku, semua orang yang ada di ruang tengah memandangku kasihan.
“Apa ini? Kau mau meracuniku? Aisshh” terlihat amarahnya meledak ledak, orang ini memang benar-benar menyebalkan, dia itu cantik tapi kenapa lagaknya seperti itu.
“Aku tidak tahu apa yang kau buat?” ryeowook berbisik kepadaku, aku pun menjawabnya.
“Aku hanya membuat es jeruk, hanya jeruk yang ku masukan dan sebongkah es”
“kau memasukan semua bagian dari jeruk itu?”
Aku hanya mengangguk membuat sebuah kepastian, tapi ryeowook kembali bertanya.
“Kulitnya juga?”
Aku kembali mengangguk dan tersenyum bodoh.
“Lalu kau tambahkan apa lagi?”
“Garam”
Aku tersenyum lebar sementara ryeowook hanya menundukan kepalanya. “kau itu bodoh sekali” gumamnya pelan sehingga membuat aku menaikkan alisku dan berucap “Hemh??” agar dia mau menegaskan perkataannya tadi.
@@@
“Ahjumma!! aku itu sedang mengajarkanmu kenapa kau malah tidur!!!” teriakkan kyuhyun membuatku tersadar dari alam mimpiku.
“Wae?” aku meresponnya pelan.
“Baiklah kalau begitu, aku lebih baik pergi tidur”
Aku membuka mataku lebar dan bangkit sambil menarik bajunya.
“Ani ani, Hyun-ah” pintaku memelas. Sepertinya kyu tidak tega sehingga membuatnya kembali duduk di bangku sebelahku.
“Kau perhatikan” katanya keras, aku pun langsung mengangguk anggukan kepalaku “Eng”
“Baiklah sekarang kau kerjakan ini” aku menyerahkan soal bahasa inggris kepadanya untuk melihat kemampuannya dalam mengerjakan mata pelajaran tersebut.
“Kenapa kau tidak ikut bimbingan belajar?” kyuhyun berbicara sambil terus mengisi lembaran demi lembarannya.
“Tidak boleh”ku jawab sesingkat mungkin, kyu menoleh kearahku dan menatap dengan penuh keanehan.
“Wae?” dia memiringkan kepalanya.
“Mr chang bilang ‘percuma saja kau mengikuti bimbel tapi pada akhirnya kau akan tetap tinggal disekolah ini”
Kyu tersenyum mendengar ucapanku, benar-benar menawan. Tapi “aahh hilangkan pikiran itu dia hanya manusia menyebalkan yang mencoba berusaha baik padaku”.
“Aku pikir lebih baik kau makan saja semua buku pelajaranmu, agar otakmu itu bisa jalan! Tapi IQ-mu itu tidak dibawah rata-rata kan?”
“Pletakk!!” aku menjitak kepala kyuhyun, wajahnya merah padam, rupanya dia sangat marah.
“Yaa.. kenapa kau ini?” protes kyu.
“Kau itu menyebalkan, selalu mengejekku, kepintaranmu itu bukan untuk menghina orang, tidak relakah kau mengajariku yang bodoh ini”
Kyu masih tetap memegang kepalanya, sepertinya sakit. Hem aku tidak peduli, dia saja selalu menyusahkanku. Apa aku yang terlalu sering menyusahkannya yah? Ah biarlah.
“Cih.. aku tidak pernah menghinamu, tapi kau saja yang membuat dirimu terhina seperti itu, apa kau ingin terus-terusan direndahkan orang lain karena kelakuanmu ini??ya ahjumma kau harus ingat kau itu sudah tua” kyuhyun terus menggoreskan pensilnya di atas soal-soalku.
“Mwoya??? Walaupun umurku tua tapi wajahku tidak setua kau, ara??” aku luapkan emosiku.
“Cih.. kau pikir wajahmu itu terlihat muda? Lihat itu (menunjuk dahiku) kerutannya tak berbeda jauh dari paman nam” ledeknya sambil terus mengerjakan soal matematikaku, aku benci sekali mendengarnya meledekku seperti itu. Tidak akan ada ujungnya jika terus menerus bertengkar dengannya akhirnya aku putuskan lebih baik menyemangati diriku sendiri agar tidak menjadi lee yura yang babo.
 “Hwaiting!!!” pekikku.
Aku memegang pensilku erat, ternyata soal bahasa inggris tadi sudah selesai dia kerjakan. Aigoo dia memang asli cerdas, satu soal hanya dia kerjakan dalam waktu 10detik, sungguh efisien waktu. Sementara aku, saat membaca soal reading saja harus berulangkali untuk lebih memahami maksud yang terkandung didalamnya. Kyuhyun sangat menguasai grammar yang biasanya hanya kutebak-tebak saja, sepertinya nilai bahasa inggrisku bagus selama ini mungkin hanyalah sebuah keberuntungan.
@@@
“Cho kyuhyun” ujar kakanya sambil menghisap lolipopnya.
Aku dan kyuhyun yang tertidur di meja memandang sayup sayup kearahnya tapi setelah itu aku kembali menyandarkan kepalaku ke atas meja. Siwon menggoyang-goyangkan tubuhku dengan tangannya dan aku mulai tersadar sedikit demi sedikit. Waktu baru menunjukan pukul 5 pagi tapi semua anggota telah berpakaian rapi dan berbau wangi.
“Ayo bangun” siwon menggenggam tanganku dan mengajakku pergi dari ruangan saat itu juga. Donghae membereskan semua alat tulisku beserta buku pelajaran yang masih berantakan.
“Won-ah ini masih pagi, aku lelah”
Siwon menghentikan langkahnya dan menoleh kepadaku.
“Kau sabar ya?” tiba-tiba saja dia mengelus pipiku dengan tangan halusnya itu, aku yang masih dalam keadaan mengantuk langsung tersadar sepenuhnya dan menepuk nepuk pipiku dengan tangan kananku. Aku tersenyum dan terus mengikuti langkahnya hingga sampai kita di depan sebuah KAMAR MANDI?? yang benar saja, aku tidak pernah mandi pagi-pagi buta seperti ini pasti airnya dingin sekali. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku saat siwon menyuruhku masuk kedalamnya. Segar sekali rasanya setelah selesai mandi walaupun memang sedikit menggigil karena suhu udara pagi hari yang tidak teraba ini.
“Kyu aku mohon, berikan ini pada kakakmu”
Aku lihat leeteuk sedang mengemis pada kyu, meminta bantuannya tapi kyu hanya menggaruk garuk kepalanya dan memasang raut wajah bingung.
“Hyung, aku kasihan kepadamu jika harus terus mengharap cintanya, tapi aku yakin dia pasti akan menolak pemberianmu ini”
Pembicaraan mereka terlihat begitu serius, apa yang kalian bicarakan sih aku sama sekali tidak mengerti. Aku terus menguping pembicaraan mereka.
“Tidak apa-apa jika dia menolaknya yang penting dia harus tahu perasaaanku”
Aku begitu iba melihat keadaan Leeteuk, ternyata sudah 5 tahun dia mengejar-ngejar kakaknya kyuhyun itu. Aku harus melakukan sesuatu agar bisa membuat Leeteuk oppa mendapatkan haknya sebagai seorang pria.
Setelah dua hari berlalu akhirnya cho ara memutuskan untuk pergi dari kediaman ini, dia bilang akan kembali ke Islandia untuk melanjutkan studinya. Nampak di wajahnya Leeteuk kalau dia sangat terpukul dengan keadaan ini karena 2 tahun tidak bertemu dengan cho ara hanya bisa dituntaskannya dalam dua hari saja. Itupun tak banyak hal yang dilakukan oppa, dia terlalu sibuk mungkin.
“Agasshi..”
Cho berbalik padaku dan terheran-heran, dengan perasaan gugup aku berusaha untuk mengeluarkan kata-kataku.
“Teukie-oppa sangat sangat menyukaimu apa tak ada yang ingin kau sampaikan setelah 4 tahun dia mengharap cintamu”
Semua orang terperangah padaku, mereka menatapku dan cho ara secara bergantian. Cho ara kembali berbalik dan kali ini dia menatap teukie, mereka berdua saling bertatapan dan “jlepp” sungguh kaget teukie saat tiba-tiba cho ara menciumnya. Kami yang menyaksikan kejadian itu hanya melongo, begitupun kyuhyun yang tak bisa berbuat apapun. Setelah kuketahui ternyata cho ara juga memiliki perasaan yang sama dengan teukie, lega sekali rasanya. Cho ara itu sebenarnya wanita yang baik tapi kedisiplinan itu begitu melekat didirinya sehingga para pria menganggap kalau dia itu adalah wanita yang menyeramkan, namun leeteuklah yang berhasil merebut hatinya karena setiap  kali dia pulang ke korea leeteuk-lah yang setia menemaninya kemanapun dia pergi. Leeteuk-lah yang selalu siap sedia menunggu di bandara menanti kedatangannya. Dan leeteuk-lah yang selalu memperhatikan keadaannya saat dia demam dulu. Dia sangat menyayanginya melebihi rasa sayangnya kepada kyuhyun yang terkadang suka membantah kata-katanya. Mereka berdua memutuskan untuk menjalin hubungan jarak jauh alias long distance relationship. Senangnya hati ini melihat dua hati menjadi satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar