Kamis, 30 Desember 2010

when the love reached into my heart part 16

“Kyu kita mau kemana lagi?” tanyaku sambil terus melumat eskrim.
“Kita ke..mm incheon, aku ingin melihat pesawat” kyu terus berjalan di depanku, sepertinya dia tidak ingin bersebelahan denganku.
“Mwoo?? Nan neomu babo ya, kau itu hampir setiap hari naik pesawat kenapa tiba-tiba berpikir untuk melihatnya?”
Kyu berhenti dan mendorong keningku dengan telunjuknya.
“Kau pikir saat aku naik pesawat aku bisa sambil melihat pesawat yang kunaiki?”
Aku membenarkan poniku, dan berniat membalasnya, tapi tak jadi dia malah berbalik.
“Kau itu norak, harusnya saat seseorang berkencan itu mengajak kekasihnya untuk menonton dibioskop bukan menonton pesawat yang terbang,  kalau tiba-tiba pesawat yang kita lihat meledak seperti di film.. emm instinct destination bagaimana?”
Kyu tersenyum mendengar ucapanku dan kembali mendorong keningku dengan telunjuknya.
“Yang benar itu final destination, aissh kau itu bukan hanya bodoh dipelajaran saja”
Aku menggeram kesal, ingin rasanya marah tapi tak bisa setelah melihat senyumnya yang begitu memukau.
“Khaza” kyu menarik lenganku dan membawaku ke toko buku yang terletak di myungdong.
“Kenapa kau membawaku kesini?” tanyaku dengan bibir yang celemotan karena eskrim.
“Akan kutambah ilmumu, setelah itu kita ke bandara incheon kita coba menghitung kecepatan pesawat saat lepas landas” kyuhyun terlihat sangat bersemangat, aku hanya mencibirkan bibirku mendengar perkataannya itu.
@@@
“Aku ingin selamanya seperti ini” siwon terus memelukku, aku benar-benar sesak “siwon-ah aku pengap” badan siwon itu begitu besar saat dia memelukku sekuat tenaga itu seperti paru-paruku berhenti bernafas.
“Mianhae yura, kau pasti terluka karenaku” siwon memegang wajahku dengan kedua tangannya, heechul memerhatikannya dengan muka masam.
“Ani oppa, aku hanya tidak terbiasa dengan semua ini aku pikir lebih baik kau pulang kerumahmu” aku mengusulkan, heechul menghampiri kami.
“Lee yura-ya, kenapa kau panggil dia oppa sedangkan kau panggilku hanya dengan nama?”
Aku melirik kearahnya, siwon tersenyum.
“Waeyo? Aku sangat tidak ingin memanggilmu oppa meski kau berlutut dan meminta maaf” ku julurkan lidahku, heechul menatapku kesal.
“Cih dasar kau ahjumma!!”
“Yaa hyung” teriak kyuhyun, heechul menoleh “Itu adalah panggilan sayangku padanya, kau jangan pernah memanggilnya dengan sebutan ahjumma, ara!!”
Siwon melongo memicingkan matanya “Apa maksudmu kyu?” siwon heran dan meminta penjelasan dari kyuhyun.
“Aniyo aniyo, oppa dia hanya bercanda kau jangan menanggapi” ku coba untuk menghindari situasi tegang antara kyu dan siwon, tapi kyu menepisnya.
“Kau itu kenapa? Kita itu kan sudah berkencan itu tandanya kita sudah berpacaran”
Siwon dan heechul tersentak, dalam situasi yang sangat menegangkan seperti ini kyuhyun malah bermain-main denganku dan merangkulku, siwon memasang wajah tidak percaya dan heechul menatapku sinis. Siwon mengepalkan tangannya dan meninju dinding di sampingnya, dinding retak dan aku melihatnya tidak percaya.
“Siwon-ssi” gumamku perlahan meraih tangannya siwon yang terluka, siwon mengacuhkannya dan pergi kemudian melaju kencang dengan mobilnya.
@@@
Sebulan setelah kejadian itu aku tak melihat siwon, aku mendengar kabar bahwa siwon vacum dari grup suju dalam beberapa kegiatan dia sedang mengurusi bisnis appanya di guangzhou cina. Roti yang sedang kumakan ku lelerkan begitu saja, setelah mendengar kabar bahwa aku tidak diterima di universitas hidupku terasa seperti bunga layu tak berwarna dan disepelekan orang. Begitupun kyuhyun yang sibuk mengurusi studinya di bhankyung.
“Aku tidak mau melalui hidupku seperti ini terus menerus” aku bangkit dan merenggut tas ranselku, keluar dari tempat yang sedang sepi lalu pergi mengayuh sepeda.
“Oseo oseoyo” sambut dua pelayan, aku masuk ke dalam sebuah restoran dan bertanya sesuatu ternyata restoran ini sedang membuka lowongan pekerjaan.
“Jadi aku boleh bekerja sekarang juga?” tanyaku girang, manajer yang kutanyai menjawabnya “sebelumnya aku akan mengetesmu dulu” aku langsung mengangguk setuju.
“pertama aku akan mengecekmu dalam hal mencuci piring”
Ku ambil piring-piring kotor yang berserakan dan satu persatu ku cuci dan “Praaangg!!” tanganku meleset, susunan piring tadi tersenggol oleh siku lenganku dan jatuh, tak ayal manajer yang sedari tadi memerhatikanku menggelengkan kepalanya.
“Aku pikir kau tak pantas berada disini” pintanya, aku memohon untuk diberi kesempatan sekali lagi dan dia mengijinkannya.
“Ghamsa hamnida” ku tundukkan tubuhku kemudian mengelap meja yang telah ditinggalkan pelanggan.
“Aisshh.. kenapa susah sekali” terus ku gosok noda di meja itu dengan lap tapi tidak bisa hilang, ku lihat ada lap bagus dan langsung ku raih untuk kujadikan lap pengganti karena lap sebelumnya sangat teramat kotor.
“Kenapa susah sekalii!!” geramku kesal, dan”Hyaa.. Lee yura, apa-apaan kau ini??” manajer melihatku, aku menoleh “Tuan kau tahu noda ini benar-benar sulit untuk dihilangkan, aku tak mengerti bagaimana cara menghilangkannya dan kupakai saja lap yang terbengkalai ini”
“Aiisssshh.. kau tahu ini hanyalah sebuah motif dan kau juga harus tahu yang kau jadikan sebagai lap itu adalah sapuu tangankuuu” bentak sang manajer, aku menunduk takut. Akhirnya gagalah aku dan manajer tadi mengusirku dengan paksa.
“Kau itu terlalu baboo, tak pantas kau bekerja disini awas kau kembali kesini lagi akan ku bawakan anjing pelacak, araa!!” perintah sang manajer dengan nafas tersengan-sengal. Aku sangat segan dengan sikapnya tadi.
“Cihh.. lagipula untuk apa aku bekerja ditempat sepi pelanggan seperti ini, tetap saja tak akan menghasilkan banyak uang” gumamku kesal. Tiba pada saatnya ku kenakan baju seragam dan ku mulai pekerjaanku di pom bensin.
“Kalau ini aku suka, hihi.. pelanggannya juga banyak” tukasku dalam hati, sebuah mobil mendarat dihadapanku ku bungkukan tubuhku dan ku ambil selang premium.
“Sepertinya aku kenal mobil ini” seruku sambil membuka penutupnya untuk dialiri bahan bakar. Seseorang turun, ku amati sepatunya sangat kinclong “Sillyehamnida.. kau tahu toilet dimana?” aku kaget mendengar suaranya “heechul-ah”, aku terus menunduk, heechul mengamati tingkahku.
“Hyaa.. kau gadis aneh kenapa daritadi hanya menunduk? Apa wajahmu itu sangat jelek hah? Sekali lagi ku tanya toilet dimanaaaa??”
Dan ku angkat wajahku, heechul terbengong.
“hah.. rupanya benar kau sangat jelek”
“Mwoo??” aku jengkel, ku angkat selang bensin ke arahnya dan “CUuuuRRrr” ternyata salah, aku menyembur diriku sendiri.
“Hahaha.. yura babo ya, kau itu kenapa? Hahaha” heechul terlihat sangat senang sekali, aku merengut kesal, tubuhku bau karena bensin.
@@@
“Sudah berapa kali kau mencuci badanmu itu?” heechul lagi-lagi menanyakan hal yang sama, ku kerutkan dahiku “Apa pedulimu hah?” heechul yang sedang duduk lekas berdiri dan menuju kamarnya, aku duduk mengusap-usap rambutku dengan handuk “Kau tumpahkan saja semuanya” pierintah heechul seraya melemparkan parfum padaku “Kau menghinaku? Bau bensin ini khas aku suka baunya”.
Heechul tersenyum sinis “Cih terserah kau sajalah, aku mau tidur” heechul menutup pintu kamarnya.
“Waeyo?” eunhyuk meletakkan tasnya.
“hemh? Aniyo.. oppa kau sepertinya kelelahan, aku buatkan minuman ya?”
“Andawe, tidak perlu kau akan meracuniku yang sedang kelelahan?” ledek eunhyuk karena dia tahu keahlianku.
“Mworago?? Oppa aku sudah berbaik hati padamu, hyaissh.. sudah berapa lama aku tinggal disini kau masih tidak mempercayaiku?”
“Aku bukannya tidak mempercayaimu, tapi aku tidak mau mendapatkan kosekuensinya karena aku mempercayaimu”
Aku menggaruk-garuk pundakku, tidak paham. “Lebih baik kau sediakan aku air hangat, aku ingin mandi sekarang”
“Wae? kau bilang mandi? hahaha” aku menertawakan ucapnnya tadi. “Kau meledekku?” tegasnya, aku langsung berlalu ke kamar mandi.
“Kau sedang apa?” kyuhyun tiba-tiba saja muncul, aku menoleh dan langsung memeluknya.
“Kyuhyun-ah.. aku rindu padamu” kyu mengusap-usap rambutku, eunhyuk memanggilku “Yura ya sudah selesai belum?” dan saat dia melihatku sedang memeluk kyu “O..Ouww, maaf aku mengganggu” aku melepaskan pelukanku, dan wajah kyu bersemu merah.
“Hyung apa kau tidak ingin memelukku juga?” tawar kyu kepada eunhyuk, eunhyuk mendekat ke khyuhyun dan dia meneteskan airmatanya. “Kapan dongsaengku siwon kembali?” ujarnya lirih. Kyuhyun menepuk pundak eunhyuk sambil memeluknya, sungguh sedih melihat adegan seperti ini timbul sepintas di benakku untuk mencoba menghubungi siwon dan meminta maaf padanya “tapi meminta maaf untuk apa?” pikirku.
@@@
“Aku sayang padamu tapi aku juga tidak bisa membengkalaikan tugasku”
 Aku terus menangis tidak mau mendengarkannya “Tapi untuk apa kau kesana? Apa kau akan meninggalkanku sendiri disini?” aku berusaha mencegah kyu dengan kegeoisanku.
“Yura-ya aku mohon kau mau mengerti keadaanku, aku juga sebenarnya tidak mau meninggalkanmu tapi observasi ini harus kulakukan demi sidang di akhir semester nanti” kyu sangat memohon, aku tak menggubrisnya “Aku ingin ikut bersamamu!!” pintaku tegas, kyuhyun melotot dan tersenyum.
“Kau pikir aku akan terpikat dengan bule-bule amerika? Dengar yura (memegang kedua tanganku) jika kau ingin dewasa dimulailah dari cara berpikirmu, hanya ada kau dihatiku aku tidak akan mungkin mengkhianati ahjummaku ini”, aku memeluknya dan berkata lirih “Aku terlalu takut untuk kehilanganmu, aku ingin terus seperti ini” kyu terus mengelus rambutku.
“Hanya 3 bulan, aku yakin kau bisa”
Ku lepaskan pelukanku dan kyu menyeka air mataku.
“tapi nanti kau bawakan aku logan lerman ya?”
“Pleetaakk!!” kyu menjitak kepalaku,
“Hyaa kyuhyun babo yaa...” ku usap-usap kepalaku yang masih terasa panas akibat ulahnya.
“Kau pikir logan lerman itu lebih tampan dariku?” tanyanya ngotot, aku jawab santai “tentu saja, dia itu pemain film hollywood, sedangkan kau? Bernyanyi saja suaramu masih fals”
“Cih apa kau bilang? Tapi kenapa di ipodmu itu semuanyaa laguku? Apa kau mau mengelak juga?”
Aku memeletkan lidahku, wajahku berubah merah. Kualihkan topik pembicaraan kami berdua.
“Kau harus ingat setelah kau sampai disana kau harus sering sering menghubungiku, kalau tidak (ku tunjukkan kepalan tinjuku)”
“Ne.. Arasseo, kalau perlu aku akan menelponmu setiap hari”kyu mengacak-acakk rambutku, aku menggeleng “Andwae”, kyu menghentikan mengacak rambutku.
“Wae” dia bertanya heran, “aku ingin setiap jam kau menelponku, ara” pintaku manja. Kyu memasang senyumannya yang mematikan.
@@@
Berat hatiku melepas kepergian kyuhyun, walaupun hanya tiga bulan tapi sepertinya akan terasa lama. Hari hariku hanya kulalui dengan menonton tv dan bermalas-malasan tapi aku mulai berpikir aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu luangku ini akhirnya ku putuskan untuk membantu ahjumma di kedai eskrimnya. Aku bekerja disana, kedai ahjumma memang cukup besar.

3 bulan kemudian..
Aku sudah bersiap duduk di bandara incheon menunggu kedatangan kyu, sambil terus melipat kedua tanganku. Terlihat sesosok pria jangkung berjalan tegak.
“Siwon” gumamku pelan. Siwon melihat keberadaanku, aku memalingkan wajahku tapi itu tak membuatnya terkecoh.
“Lee yura-ya” tegurnya.
Aku tidak ingin lagi melihat wajahnya, banyak sekali sepertinya kesalahan yang kulakukan. Siwon lantas menarikku dan membawaku kedalam dekapannya.
“Kau tahu aku sangat merindukanmu yura-ya”
Pundakku basah karena tetesan air matanya, aku tak bisa berkutik.
“Mianhaeyo oppa” ujarku, siwon tetap memelukku erat “Kau tidak salah yura, setelah aku sadar ternyata kaulah satu-satunya yang selalu ada dalam pikiranku, saranghaeyo yura ya”
Aku lepaskan pelukannya, dan kupandangi wajahnya yang kacau
“Hyung..” terdengar suara parau dari samping, aku dan siwon menoleh “Cho kyuhyun?” aku tergagap tak ada yang bisa kuucapkan. Kyuhyun sangat kecewa dan dia berlari meninggalkanku, aku coba menyusulnya tapi siwon memegang tanganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar