Kamis, 30 Desember 2010

when the love reached into my heart part 15


“Ada apa ini?” ahjussi itu sepertinya tidak senang dengan kedatangan kami yang mendadak. Bibi menghampirinya dan menyerahkan selembar kertas kepadanya. Sementara siwon mengajakku keluar dari ruangan. Kami tidak tahu apa yang dibicarakn ahjumma secara 4 mata dengan ahjussi tadi, aku juga masih penasaran ada hubungan apa siwon dengan ahjussi itu.
“kau sedang apa disini?” siwon terus membawaku menyusuri tempat yang megah, aku melepaskan tanganku dan kami berhenti di suatu tempat.
“Kau sendiri sedang apa disini” aku melesatkan rasa penasaranku, siwon terlihat sangat tidka nyaman untuk menjawabnya.
“Ini rumahku” jawabnya penuh keraguan.
“Mwo?” aku sangat terkejut mendengarnya sehingga aku pun menyimpulkan kalau ahjussi tadi adalah ayahnya dan siwon tidak menangkisnya.
“Kau tahu apa yang telah ayahmu lakukan terhadap kami?”
Siwon memicingkan matanya dan menggelengkan kepalanya.
“Ayahmu telah menipu kami” ku tegaskan kalimtku untuk membuatnya yakin apa yang telah aku katakan. Wajahnya siwon terlihat rumit entah ekspresi apa yang dia tunjukkan.
“Apa maksudmu?”
Aku lekas mengajaknya kembali ke ruang ayahnya tadi, dia hanya mengikutiku dan tidak menentang sedikitpun. Kami mendengar semua pembicaraan bibi jun dengan paman choi di dalam ruangannya. Siwon terlihat sangat marah dan mendobrak pintu yang sebernarnya terkunci di ruang tersebut. Baru kali ini aku melihatnya semarah itu. Tampak wajah bibi jun sembap dan matanya berkac-kaca, aku tidak tega melihatnya dan langsung mengajaknya pergi saat itu juga. Aku meninggalkan siwon berdua dengan ayahnya itu, ku dengar samar-samar pembicaraan mereka sambil berjalan pergi.
“Appa, kenapa kau selalu mempersulitku? Kau tidak pernah mau mendengarku dan kau hanya mengandalkan egomu itu, aku tidak tahu apa sekarang akan tetap memanggilmu appa atau tidak, yang jelas aku gerah tinggal di tempat semacam ini”
Aku menyuruh ahjumma untuk pergi mendahuluiku sementara itu aku kembali ke ruangan tadi, aku lihat paman choi sudah mengangkat tangannya untuk menampar siwon dan sesegera mungkin aku mencegahnya.
“Kkaauu” ujar paman choi tidak terima tentang sikapku itu, tapi aku juga lebih tidak terima lagi melihat dia tega menyakiti anaknya sendiri. Aku menarik siwon keluar tapi sebelum itu aku menundukan kepalaku tidak sedikitpun mengurangi rasa hormatku kepada paman choi.
@@@
Aku perhatikan siwon terus merenung di ruang tengah, aku jadi merasa tidak enak kepadanya. Aku tidak tahu bagaimana cara menghiburnya, padahal seringkali dia menghiburku saat aku sedang muram. Sementara dikamarku bibi masih terus menangis meratapi kesalahannya, aku menjadi pusing sendiri dengan permasalahan yang terus berkelumit dikehidupanku ini. Kuputuskan untuk menuju ruang makan, dan mungkin lebih baik aku tidur disana aku tidak ingin mengganggu ahjumma maupun siwon.
“Aissh kenapa disini dingin sekali” ku pencet-pencet remote ac yang ku pegang guna menaikkan suhu di ruang ini.
“Kau disini rupanya”
Lagi-lagi kim heechul, dia membawa sekeranjang penuh makanan.
“Aku sedang malas berdebat denganmu, jadi kau jangan menggangguku” aku berusaha memejamkan mataku dan mengacuhkan heechul, tapi dia sangat berisik sehingga membuatku tetap tersadar.
“cih.. kalau kau tidur disini air liurmu itu akan membasahi lantai, aku tidak akan bernafsu makan besok”
“Kau bisa diam tidak? Aku mau tidur, kau itu selalu saja menggangguku” aku membentaknya, nampaknya dia tidak takut sedikitpun.
“Aku sangat suka melihatmu terganggu seperti ini, kau itu hiburanku”
Tega sekali dia menganggapku sebagai hiburannya, dia pikir aku itu adalah seorang badut.
“Kalau kau ingin hiburan, cari diluar sana.. aku benci melihatmu”
Aku tidak peduli dengan perasaannya, yang hanya kutahu saat ini bahwa perasaanku sedang kacau dan tidak bisa melihat keadaan sekelilingku lagi.
@@@
“Aaaarrrgggghh...” aku sangat terkejut saat ku bangun aku berada di dalam kamarnya kyuhyun, aku memang baik-baik saja tapi apa mungkin dia yang memindahkanku ke kamarnya. Dengan wajah lusuh kyuhyun yang tidur dibawah ranjangnya bangun dan berdiri memandangku. Aku terdiam dan melihat kearahnya dengan datar.
“Wae?” tanyaku ketus, dia hanya mengedipkan matanya malas dan kembali tidur di bawah. Bisa-bisanya dia bersikap seperti itu tanpa memberikan penjelasan apapun. Aku turun dari tempat tidurnya dan dengan sengaja ku tendang kakiknya yang kemudian membuatnya terbangun dan mengomel padaku.
“Yaa ahjumma..” bentaknya.
$$$
“Ahjumma kau makan ini yah, ini adalah sup rumput laut buatanku” ryeowook menawari masakannya kepada ahjumma, dengan lahapnya ahjumma memakan masakan ryeowook.
“Ini juga” eunhyuk menyodorkan sekeranjang strawberrynya.
Ahjumma bingung akan memakan yang mana terlebih dulu. Dia hanya bisa berkomentar bahwa dia sangat menyukai orang-orang ini karena telah memperlakukannya dengan sangat baik.
“Kau sudah punya pacar?” tanya ahjumma kepada ryeowook, ryeowook hanya tersenyum ramah.
“belum, sebenarnya aku pernah punya perasaan terhadap lee yura tapi perlahan aku bisa menghilangkan perasaan itu dan menganggapnya sebagai adik”
“Aigoo, aku harap kau bisa menemukan yang lebih baik darinya, dia itu tidak bisa memasak kau pasti akan malu memiliki istri seperti dia” ahjumma menjelek-jelekanku, eunhyuk, ryeowook, dnghae, sungmin dan leeteuk hanya tertawa, lebih tepatnya menertwakanku.
“Tapi sepertinya dia itu tidak lama lagi akan menikah dengan siwon” ujar leeteuk.
“uhuk..” ahjumma terbatuk saat meminum secangkir minuman jahe yang dibuatkan ryeowook.
“Mwo?” aku yang daritadi mendengarkan pembicaraan mereka hanya membulatkan mulutku, sungguh tidak masuk akal apa yang telah diucapkan oleh teukie oppa. Ahjumma sepertinya sangat tidak senang mendengarkan hal itu, dia mengelihkan topik pembicaraannya. Aku tahu ahjumma pasti sangat membenci siwon setelah tahu bahwa siwon adalah anak dari paman cho yang telah mencurangi kami.
@@@
**“Choi siwon apa yang kau katakan?” ayah siwon mengepalkan kedua tangannya, menahan emosi yang sedang melandanya.
“Aku akan pergi dari rumah dan tidak mau lagi menuruti segala kehendakmu, sudah cukup kau mengekangku dan sekarang aku akan menjalani hidupku seorang diri” siwon berlalu meninggalkan ayahnya, para karyawan yang dari tadi memperhatikan pembicaraan ayah dan anak tadi kembali mengerjakan tugas mereka, ayah siwon sangat terpukul mendengar perkataan siwon tadi. Spertinya dia benar-benar akan mengutuk anaknya yang telah menentangnya itu.**
Aku membereskan barang-barang ahjumma, bajunya kuletakan di lemariku dan saat ku menoleh “aaa” sungguh kaget diriku melihat kyu berdandan begitu rapi dengan kacamata hitam yang dipakainya saat kita bertemu untuk pertama kalinya.
“sedang apa kau disini?” ujarku, dia lantas membungkuk dan membantuku meletakkan baju-baju ahjumma.
“Kenapa ini besar sekali?” dia mengibas-ngibaskan underwear milik ahjumma, aku langsung menangkapnya dan memasukannya ke dalam lemariku. Dia itu bodoh sekali, benda seperti itu saja dia tidak tahu, ya ampun apa itu bukti kepolosannya. Setelah aku selesai merapikan barang-barang ahjumma, kyuhyun berbisik padaku “Saranghaeyo” kemudian dia pergi begitu saja, hatiku terasa berbunga-bunga mendengarnya mengatakan hal itu, sungguh tidak terduga.dalam perjalanannya keluar dari kamarku dia kembali mengatakan sesuatu “Nice weather, ayo kita pergi jalan-jalan”. Aku tersenyum bahagia, secepatnya aku berganti pakaian dan berdandan secantik mungkin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar