Kamis, 30 Desember 2010

when the love reached into my heart part 12

Sudah berkali-kali ku membasuh wajahku, tapi tetap terasa.
“sedang apa kau?”
Aku menoleh ke arah kyuhyun yang sedang memandangku jijik. Wajahku masih penuh dengan busa, saat aku membasuh wajahku dengan air, kyuhyun membuka kaos yang dikenakannya. Aku pun menjerit “kyaa apa yang kau lakukan?” aku menyilangkan kedua tanganku dan mendekapkannya di tubuhku, berjaga-jaga agar dia tidak berbuat macam-macam pada diriku.
“Kau itu kenapa? Aku mau mandi tapi kenapa kau tidak keluar? aku pikir kau ingin menontonku yang sedang mandi”
“Apa  maksudmu? Pikiranmu itu..aisshh”
Aku terus berdiri sambil mencibirkan bibirku dan disaat kyuhyun mengambil aba-aba untuk melepas resleting celananya, aku langsung lari ketakutan pergi keluar dari kamar mandi.
“Apa-apaan dia itu? Errgghh dia pikir aku rela mengotori mataku hanya untuk melihat tubuhnya yang tidak berisi itu?” aku terus menggerutu kesal dan ternyata Heechul sedang memerhatikanku di pintu kamarnya dengan sanggahan tongkat di sebelah kanannya. Aku tidak memperdulikannya, aku masih belum bisa memaafkan perbuatannya tadi dan setidaknya sampai dia mau meminta maaf atas kesalahannya itu. Kembali bermain dengan rumus yang masih tertumpuk rapi dimejaku, hanya ada 5 soal yang berhasil ku isi itupun kebenarannya masih diragukan karena aku mengerjakannya ditengah ocehan yang keluar dari mulutnya heechul.
“Aissh.. benar-benar sulit, siapa sebenarnya yang telah menciptakanmu? Mereka itu hanya membuat orang susah, kenapa untuk mengukur luas tanah saja aku harus memakaimu, sekarang itu kan sudah modern ada alat ukur khusus tapi kau tetap saja selalu masuk dalam mata pelajaran, fungsimu itu apa?” pikiranku benar-benar terpaku pada soal matematika yang tidak bisa aku bayangkan sama sekali bagaimana cara mengisinya. Sepintas aku mengingat cara mudah yang kyuhyun ajarkan padaku, tapi aku hanya bisa ingat angkanya saja bukan caranya. Aku bingung kenapa kyuhyun sangat menyukai pelajaran ini sementara orang-orang berusaha untuk menghindarinya. Aku menyandarkan kepalaku diatas meja belajarku dan terus menggigit ujung pensil yang sedang aku pegang dan pada akhirnya aku tertidur karena mataku tidak bisa menolak rasa kantuk yang menggodaku.
$$$
“Tuhan aku yakin kau akan memberiku keajaiban” hanya itu satu-satunya harapanku saat melihat lembaran soal yang bertumpuk diatas meja pengawas, diapun membagikannya kepada semua peserta ujian. Aku melihat sekeliling mereka dengan mudahnya membulatkan lembar jawaban mereka sementara aku untuk membulatkan bagian namaku saja membutuhkan waktu beberapa menit karena pensil yang aku pergunakan lagi-lagi patah mungkin itu akibat dari perasaanku yang sangat tegang dan membuat tanganku gemetar.
“Saat kau coba untuk melihat soal kau hirup nafas dalam-dalam, hilangkan perasaan tegangmu karena itu adalah musuhmu, jangan hanya fokus pada satu soal karena itu akan membuang waktumu, dan yang paling penting yaitu adalah percaya diri”
Aku akan selalu mengingat kata-kata kyuhyun tadi pagi, baru kali ini aku melihatnya begitu menyemangatiku sampai ketika kami berpisah di stasiun subway dia melambaikan kedua tangannya dan berkata “Fighting” yang membuatku benar-benar merasa tenang. Aku harus serius, aku ingin membuatnya bangga padaku kalau memang ilmu yang dia berikan padaku tidak akan sia-sia.
@@@
“kau terlihat tidak baik?” kyuhyun berjalan kearahku, dia memegang tanganku dan membuatku menaikkan alisku dengan seketika.
“Aku yakin kau bisa” dia tersenyum dan mengelus pipiku dengan tangannya yang lembut benar-benar membuatku kehilangan kata-kata. Saat itu juga siwon menghampiri kami dan dia menarik tanganku dengan kasar. “Siwon yaa, sakit” aku berusaha berontak dan ternyata kyuhyun menarik tanganku yang satunya. Kucoba melepaskannya dan tidak bisa karena tenaga mereka sangat kuat, sepertinya tubuhku akan terbelah menjadi dua bagian. Aku tidak suka dengan situasi seperti ini, kyuhyun dan siwon saling melemparkan tatapan bencinya. Aku sekarang terjebak diantara 2 kutub.
“Kyaa” bentak kim heechul kepada kedua orang tadi yang tak lain dan tak bukan adalah sahabatnya sendiri. Dengan bantuan tongkat penyangganya dia berjalan menghampiri kami. Kyuhyun dan siwon melepaskan pegangan mereka dari tanganku yang kulihat sudah mulai memerah.
“Khaza” heechul mengajakku ke dalam asrama, aku tidak mau tahu keadaan siwon maupun kyuhyun, yang aku pedulikan adalah keadaan tanganku jikalau heechul tidak muncul.
“Gomawo” hanya kata itu yang bisa kuucapkan, aku terus mengusap kedua tanganku dan terus meniupnya karena memang sedikit terasa panas.
“Wae?” heechul pura-pura tidak mendengar apa yang baru saja aku katakan. Aku melirik sinis ke arahnya dan kembali mengucapkan “GOMAWOYO” dengan sekeras-kerasnya sehingga membuat kim heechul terlonjak dan menggosok-gosok telinga sebelah kirinya.
“Yaa aku itu tidak tuli, suaramu itu benar-benar tidak bagus!!”
“Kim heechul sudah bagus aku mau mengucapkannya, apa kau tidak suka oke akan kutarik kata-kataku”
“Cih.. untuk mengucapkan gomaso saja kau harus berpikir ulang”
“Yaa.. kim heechul itu karena aku mengucapkannya padamu, ARAA!!”
tak pernah sama sekali aku melihatnya ramah kepadaku apalagi berkata sopan, aku tahu memang dia lebih tua dariku tapi setidaknya dia itu harus menghargai keberadaanku dan bisa menganggapku sebagai bagian dari mereka.
@@@
Aku terus merapikan dari setiap lipatan di seragamku, hari ini adalah hari kelulusan. Sukurlah setelah ku lihat hasil ujian sekolahku kemarin yang cukup memuaskan, aku bisa tersenyum lebar sekarang meskipun nilai matematikaku memang pas-pasan. Terlihat di dalam cerimin yesung tersenyum memperhatikanku. Aku pun berbalik untuk memberikan balasan senyuman kepadanya. Dia menghampiriku dan memegang kedua pundakku.
“Kau hebat Lee yura, aku bangga padamu” ucapnya pasti.
“Mwo?” aku tak mengerti apa maksudnya, aku kan hanya lulus sekolah menengah atas bukanlah hal yang mustahil dan itu adalah hal yang wajar terjadi. Lagipula nilaiku juga tidak begitu menonjol. Yesung mendekatkan wajahnya ke wajahku, keberadaan kami saat itu sangat sejajar dan perlahan dia terus mendekatkan wajahnya itu, aku hanya bisa memejamkan mataku takut sesuatu yang buruk akan terjadi dan ternyata sungguh terkejut diriku saat dia mengucapkan sesuatu.
“Kau tak pernah membersihkan kotoran hidungmu?” dia mengusap pipiku yang tadi ditempeli oleh kotoran hidungku, aih malu sekali rasanya dan sepertinya wajahku mulai tertutup oleh es yang sangat tebal.
“Sudah rapi, kau terlihat cantik sekarang” yesung melepaskan tangannya dari pundakku dan wajahku dengan sesaat berubah menjadi merah. Aku memasang senyum kudaku, dan akhirnya oppa pergi keluar.
@@@
Siwon kembali mengajakku berkencan tapi kenapa sekarang rasanya sangat berbeda, setelah kelakuannya tempo hari membuatku menjadi risih jika mengingat kejadian itu. Siwon menyadari bahwa aku sedang tidak bersemangat untuk menghabiskan waktuku bersamanya. Tergambar jelas diwajahnya bahwa dia sangat tidak menyukai suasana seperti ini. Dia mendorong kursinya dan bangkit dari tempat duduknya, aku pikir dia akan meninggalkanku tapi ternyata dia menuju ke depan dan saat dia melepas topi yang dikenakannya untuk menutupi identitas tentang dirinya semua orang histeris dan terus memanggil namanya membuatku menjadi panas dengan keadaan sekitarku.
“Akan ku persembahkan sebuah lagu untukmu dan aku mohon maaf jika aku telah berbuat salah kepadamu”
Aku terbengong saat mendengarnya mengatakan hal itu di depan halayak ramai, ketika dia mulai memainkan gitar dengan petikan dari jari terampilnya itu  dan dinnyikannya sebuah lagu mataku berkaca-kaca saat menyadari betapa dalamnya arti dari lirik lagu yang dinyanyikannya itu. Dia sangat serius rupanya, aku pikir ajakan dia untuk berkencan hanyalah untuk main-main saja sekedar melepaskan penat karena aktifitasnya yang padat, tapi ternyata dia bersungguh-sungguh dengan perasaannya tersebut. Hatiku mencelos, bingung apa yang harus ku lakukan. Tidak ada tempat untuk berlari menghindar dari dirinya. Dulu memang aku begitu menyukainya, tapi sekarang kenapa untuk mendengar kata-katanya saja terasa berat bagiku. Hatiku ternyata bukanlah untuknya, melainkan untuk kyuhyun, ya benar cho kyuhyun yang ada dipikiranku saat itu. Siwon kemudian menghampiriku dan secara tiba-tiba dia membuatku tidak bisa membendung air mataku saat dia memelukku, semua orang berteriak dan menjerit melihat tingkah kami berdua. Aku hanya terdiam kaku, pikiranku kosong aku tidak bisa merasakan apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar