Kamis, 30 Desember 2010

when the love reached into my heart part 9



Sudah ku cari keberadaannya dari ruang satu dan yang lainnya, tapi tetap saja aku tidak menemukannya, “Eunhyuk dimana kau” gusarku. Aku kelelahan dan memutuskan untuk duduk di ruang bersantai di dekat dapur, terlihat disana terdapat sebuah akuarium dan seekor kura-kura didalamnya. Aku mengetuk-ngetuk kaca akuarium tersebut tapi sang kura-kura hanya berdiam diri dalam tempurungnya. Aku rasa aku benar-benar kelelahan hingga kura-kura saja ku ajak bicara.
“Yaa kau didalam sana, apa kau tidak penat?”
“siapa namamu wahai makhluk manis? Aku yura, lee yura, hemm.. aku pikir kau tuli, kau tidak mendengarnya? Yaa..yaa” ku terus mengetuk kaca akuarium tadi.
“Aku bosan, kenapa kau bukannya menghiburku tapi malah mengacuhkanku?”
“Aisshh kau ini”
Saat ku berbalik, tepat sekali yesung ada didepan wajahku.
“Kyaa apa yang kau lakukan dengannya?” bentaknya hampir saja membuatku mati berdiri, aku tak mengedipkan mataku saat kulihat dia bisa semarah itu karena ku ganggu persemayaman binatang peliharaannya tadi.
“Aigoo, aku hanya mencoba mengajaknya berbicara tapi dia hanya diam saja, aku juga tidak tertarik pada binatang malang ini, tidak menggemaskan”
“ya ttakoma itu milikku, dia hanya bisa mendengar suaraku, arasseo?” yesung membentangkan kedua tangannya menjaga akuarium itu dari keberadaannku.
“aku juga tidak mau dengan binatang jelek seperti itu, hanya menyusahkan saja, dia itu sungguh malang harus berada ditempat kecil seperti itu, apa kau pernah membuatnya tertawa yaa? Kalau aku disuruh memilih, aku akan lebih memilih untuk memelihara seekor macan agar rumah ini bisa ramai dengan jeritan orang!!” tukasku sambil pergi meninggalkan kakak beradik ini. Ternyata ucapanku tadi membuat yesung termenung dan berpikir ulang untuk memelihara hewan tersebut, kudengar dia berbincang dengan ttakoma, seperti orang tidak waras saja.
Yesung: “Mianhae, aku tidak bisa merawatmu dengan baik, kau tau kan kalau aku tidak pernah membuatmu tersenyum apalagi tertawa, aku hanya membuat dirimu berada dalam keterpurukan sehingga kau selalu membisu seperti itu”
Aku jadi terharu mendengarnya, tidak kusangka sejauh itukah persahabatan dia dengan seekor kura-kura? Aihh.. apa-apaan aku ini, menangis hanya karena melihat adegan tersebut, adegan yang tak masuk akal. Ku lihat yesung masuk ke dalam kamarnya dan aku kembali menghampiri ttakoma, ku masukan tanganku ke dalam akuarium perlahan dan ku coba mengangkatnya “omo.. kenapa berat sekali” dan ternyata ttakoma itu hanyalah sebuah batu yang menyerupai tempurung kura-kura. Aish yesung memang benar-benar gila, dia telah menipuku.
Aku berpikir ulang tentang kejadian tadi, apa benar yesung itu tidak waras? Dia berbicara dengan sebuah batu? Ah mungkin itu adalah batu perekam yang selalu merekam curhatannya, mereka ini kan kaya mungkin mereka memiliki alat-alat canggih yang dijadikan sebagai benda koleksi mereka. Ku ingat dengan helm yang kyuhyun pasangkan dikepalaku, itu juga alat untuk menjahili orang yang sering dipakai eunhyuk. Hanya yang tahu kodenya yang bisa melepaskan helm itu, karena ternyata dibelakang helm tersebut ada beberapa tombol kecil yang dipakai untuk mencantumkan kode-kodenya. Aku semakin penasaran dengan ttakoma, apa mungkin dia itu sebuah robot kura-kura? Tadi tidak kuamati secara mendetail, tapi seingatku itu hanyalah sebuah batu, ya sebuah batu.
Sedang asik ku berkecamuk dengan pikiranku, telepon di ruang tengah berbunyi nyaring, sesegera mungkin aku bangkit dan kuangkat telepon itu.
“yeoboseyo” ucapku lembut.
“ya kenapa kau yang angkat?”
Aku membulatkan mulutku, dan mengernyitkan bibirku.
“Siapa disana?” aku terus bersikap selembut mungkin meskipun ku sudah tahu kalau suara itu adalah suara heechul.
“Yura-ya berikan telepon ini pada yesung” perintahnya tapi ku rasa yesung sedang tertidur pulas jadi aku merasa tidak enak untuk membangunkannya.
“katakan apa yang kau inginkan? Yesung sedang tidur” jawabku datar.
“aissh.. kau ini, cepat bawakan kami jaket ke lokasi syuting, jangan sampai kami membeku kedinginan”
Kata-katanya itu, setidaknya kalau dia mau menyuruhku harusnya dia meminta dengan sopan bukan malah membentak seperti itu. Aku malas membawakannya, aih tapi kalau tidak mereka pasti akan kedinginan sementar ku ingat pasti siwon, leeteuk dan ryeowook juga pasti ada disana. Aku menyeret koper yang berisi jaket mereka itu. Saat ku sampai didepan pintu asrama ternyata sudah ada paman nam yang berniat untuk mengambilnya, syukurlah aku tidak jadi kesana jadi hanya kuserahkan koper itu pada paman nam.
“jaga yesung ya” ujar paman nam tergesa-gesa dan diapun berlalu dengan mobilnya.
“WAE?” otakku penuh dengan tanda tanya setelah mendengar ucapanny tadi, aku masuk kedalam dan ku hampiri yesung yang dari tadi belum keluar dari kamarnya. Ku lihat dia sedang menggigil, sesegera mungkin ku mendekat padanya dan ku pegang keningnya, aku tidak tahu berapa suhunya tapi yang pasti derajatny sangat tinggi karena terasa badannya begitu panas. Aku bergegas menuju dapur untuk mengambil peralatan untuk mengompres. Setelah selesai aku langsung kembali kekamarnya dan mengompresnya.
“Oppa gwaenchana?” aku khawatir dengan keadaanny, namun tak ada sahutan dari mulutnya. Wajahnya pucat pasi, aku terus menggosok-gosok kedua tanganku ke tangannya karena itulah yang aku lakukan saat melihat sepupuku kedinginan.
“Yaa oppa jawab aku!!” aku kali ini menangis berurai air mata, aku bingung apalagi yang harus kulakukan, sementara aku tidak mengetahui banyak hal tentang kesehatan.
“G..w..enchachannna” sahutnya lirih, tapi wajahnya masih pucat yang bisa aku lakukan hanya terus mengusap kedua tangannya.
@@@
Siwon,ryeowook, Eunhyuk, kyuhyun, leeteuk, donghae, sungmin, heechul, shindong dan manajer nam baru pulang pagi ini. Mereka tidak pulang semalam karena terjebak badai salju. Saat mereka membuka pintu yang tidak dikunci, mereka langsung berbaring di ruang tengah menguraikan betapa lelahnya mereka itu. Heechul beranjak ke kamar yesung dan saat didapati bahwa aku berada disana juga heechul langsung berteriak sekencang mungkin “YURAAA YA”. Aku yang masih tertidur ditempat duduk disamping tempat tidurnya yesung langsung terlonjak kaget, begitupun yesung. Heechul langsung menarikku paksa, dan dia dorong aku hingga terjungkal di ruang tengah.
“Heechul-ah apa-apaan kau ini?” bentak siwon, tidak terima perlakuan kasar heechul padaku. Manajer nam juga terlihat sangat marah.
“Tanya saja padanya” heechul menunjuk ke arahku dengan wajah bencinya. Donghae berusaha membangunkanku dan kemudian tangannya ditepis oleh heecul.
“Kau Wanita gatal!!” jerit heechul padaku, aku tidak terima dengan hinaannya itu dan aku pun bangun lalu menamparnya.
“Aku tidak punya penyakit kulit, ARRRRAASSSEEOO?” tepisku.
Sontak saja pernyataanku tadi membuat seluruh isi ruangan menjadi penuh dengan tawa, tidak terkecuali kyuhyun yang selalu melemparkan tatapan sangarnya setiap kali bertemu denganku.
“Kau, Babo..babo..babo” heechul mulai kesal, aku benci mendengarnya memanggilku seperti itu, dia pikir dia pintar apa? Tidak, dia memang cerdas. Tak lama berselang terlihat yesung keluar dari kamarnya dengan langkah yang sempoyongan sambil memegangi kedua kepalanya.
“Kalian itu tidak bisa diam, hah?” sepertinya dia ingin menjerit tapi karena keadaaannya yang lemah suaranya jadi terdengar sangat pelan. Semua orang terperanjat melihat keadaan yesung yng sangat pucat itu.
“Hyung kau kenapa?” ryeowook yang juga adalah dongsaengnya terlihat sangat mengkhawatirkannya, ku perhatikan yesung tersenyum kecil dan melihat ke arahku.
“anniyo, aku tidak apa-apa”
Yesung kembali tersenyum kepadaku dengan tatapan wajahnya yang lemah, aku jadi salah tingkah melihatnya tersenyum seperti itu. Perdebatan antara aku dan heechul pun berhenti, hari ini mereka semua tidak ada aktifitas jadi hanya bisa berdiam diri dirumah saja. Karena semua ruangan full maka aku memutuskan untuk tetap berada dikamar menyelesaikan semua tugas yang diberikan menjelang ujian 2 bulan ke depan.
“Aigoo, kenapa kau itu begitu sulit? Kau itu benar-benar menyusahkan” aku terus menggerutu kesal melihat soal matematika yang berserakan. Tak lama ku dengar seseorang menyelinap ke kamarku yang memanng sengaja ku tidak tutup pintunya.
“Kau itu terlalu babo, lihat saja soalpun tidak mau dilirik olehmu”
Enak sekali kyuhyun meluncurkan kata-kata seperti itu, “mengganggu orang saja” pikirku.
“yaa.. kau mengganggu konsetrasiku, pergi sana” aku memasang wajah serius, dan kembali menatap soal dimeja, ku coret-coret saja soal itu agar terlihat seperti aku sedang mengisinya.
“Yaa babo, apa kau mau menipuku? Apa-apaan mencoret-coret soalmu seperti itu? Apa kau pikir saat kau hapus coretanmu lalu akan muncul bacaan “selamat kau beruntung” seperti di makanan kemasan, hah?”
Aku menundukan kepalaku, merutuk perkataannya tadi.
“Cih soal seperti ini saja tidak bisa kau kerjakan” ledeknya sambil terus berkeliling mencari kertas-kertas soal lainnya. Aku memandangnya ngeri “Kenapa kau itu cerewet sekali bukannya mengajariku hah?”
Kyu duduk disampingku, entah kenapa hati ini terasa bergetar.
 “Sini” dia menarik bolpen yang sedang kugigiti ujungnya itu, kemudian mulai mencoretkannya ke atas kertas, ku perhatikan betapa cepatnya dia kerjakan soal-soal itu. “Aigoo” gumamku.
“Rumus apa yang kau pakai?” aku bertanya padanya dengan penuh keheranan.
“Untuk apa aku memberitahumu, kau juga tidak akan mengerti” jawabnya enteng.
“sombong sekali dia, oke kau bisa matematika lalu bagaimana dengan kemampuanmu berbahasa inggris? Ah mana berani aku berbicara seperti itu kepadanya, karena walau bagaimanapun juga dia telah membantuku sedikit hanya sedikit untuk mengerjakan soal-soal ini”. Ku lihat banyak coretan hitungan di kertasku, dia kemudian menyerahkannya lalu pergi keluar dari kamarku. Ku lihat dengan seksama, ternyata hanya satu soal yang dia isi tapi dengan berbagai macam cara, kau itu kenapa pelit sekaliii. Saat berada dipintu dia tersenyum padaku “Aigoo.. kenapa dia itu? Aisshh” hatiku kembali berdesis, Aku menyandarkan kepalaku di meja, dan memanyunkan mulutku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar