Kamis, 30 Desember 2010

when the love reached into my heart part 13



Aku terus menangis semalaman dibawah bantalku, aku tidak mau suaraku ini terdengar oleh orang-orang yang sedang tertidur pulas. Air mataku tidak bisa dihentikan.
“Kenapa kau tidak mau berhenti, hu..wu..u..u” aku terus menangis sambil tersedu-sedu dan ujungnya aku membuat udara yang masuk kedalam rongga pernafasanku salah jalan sehingga aku menjadi cegukan. Tapi alangkah senangnya diriku karena akhirnya aku bisa menghentikan tangisanku. Sekarang masalahnya menjadi berbeda, aku cegukan dan aku membutuhkan segelas air putih. Aku pun menyingkap selimutku dan pergi keluar kamar menuju dapur, ku gunakan kacamata hitamku untuk menyamarkan keadaan mataku yang berwarna merah dan wajahku yang sembap. Aku mengendap-endap keluar kamar agar tidak ada seorangpun yang mendengarku hingga akhirnya aku sampai di dapur dan langsung ku ambil gelas, kubuka lemari es, ku teguk segelas air secepatnya, lega sekali rasanya. Kemudian aku berbalik dan...”aaaaaaaa” hampir saja kujatuhkan gelas yang sedang aku pegang. Donghae mengagetiku dengan topeng monster yang dikenakannya.
“Sedang apa kau tengah malam begini?” tanyanya ketus.
Aku masih mengelus dadaku yang sempat terasa terguncang karena melihat sesosok wajah monster tadi.
“Wae? aku haus, apa kau lebih suka melihatku mati kehausan hah?”
Donghae tersenyum paksa kemudian dia berlalu begitu saja dan kembali memasang topengnya tadi, orang aneh. Aku kembali kekamarku dan sepertinya aku tidak bisa tidur, kantung mataku terasa membesar setelah menangis lama. Andaikan ini adalah rumahku, aku bisa dengan sesuka hati menghabiskan waktu saat mengalami insomnia seperti ini. Aku hanya terduduk diatas kasur sambil memainkan handphoneku. Aku putuskan untuk kembali keluar kamar dan menonton tv di ruang tengah dengan volume seminimal mungkin. Saat aku memindah-mindahkan channel tv mataku tertuju pada sebuah titik pusat dari sebuah acara di salah satu channel. Aku buka kacamataku dan ku perbesar penglihatanku, ada berita tentang kejadian aku dan siwon malam tadi. Hal itu membuat jantungku berdetak kencang dan darahku mengalir cepat.
“Yaa ahjumma” kyuhyun memanggilku pelan, aku sangat kaget dan ku coba untuk menutup layar televisi tapi terlalu besar sehingga terlambat kyuhyun pun melihat semuanya.
@@@
Perasaanku sangat kacau ketika manajer nam terus menginterogasiku, tidak ada kyuhyun dan heechul saat kami membicarakan tentang kejadianku dan siwon malam tadi.
“Bagaimana kalau ku resmikan kalian dalam sebuah ikatan?” manajer nam tampak bahagia, aku sangat membenci dengan kebahagiannya yang berada diatas penderitaanku.
“Mwo???” aku dan siwon sangat terkejut mendengar perkataannya barusan, begitupun dengan yang lainnya.
“Kenapa? Aku pikir kalian saling mencintai” manajer nam mengeluarkan dua buah cincin yang dibelinya setelah mendengar berita tentang kami semalam.
“Ahjussi” aku berusaha mengelak tapi kemudian siwon menggenggam tanganku, yang lain terlihat meledek tapi aku tidak bisa menolaknya, aku tidak mau melukai perasaannya yang sudah terlalu baik padaku.
“Kami akan mengadakan konferensi pers secepatnya”
Aku tersentak mendengarnya, apa-apaan dia itu mengambil keputusan tanpa persetujuanku terlebih dahulu. “Aigoo..” aku hanya memukul-mukul  kepalaku pelan.
Sore hari siwon mengajakku ke sebuah toko pakaian wanita dan selanjutnya kami pergi ke tempat perawatan wajah, dia juga mengajakku ke salon, maksudnya adalah untuk merubah penampilanku karena malam nanti kami akan mengadakan konferensi pers.
“Perkenalkan dia ini lee yura” siwon mulai membuka mulut setelah 10 menit kami berdiam diri di konferensi pers ini.
“Annyeonghaseyo Lee yura imnida” aku menunjukan senyum palsuku dan mencoba menyembunyikan perasaanku yang kacau.
“Apa yang diberitakan itu benar bahwa kami adalah sepasang kekasih kami telah bertunangan mungkin sebentar lagi kami akan menikah” ujar siwon dengan raut wajah berseri-seri.
Aku hanya menunduk kaku, hatiku sedang kalut sehingga tidak bisa mendengar apa yang baru saja diperbincangkan oleh siwon kepada media.
Konferensi pun selesai, banyak sekali pertanyaan yang ditujukan padaku oleh para wartawan tapi semuanya tidak kujawab hanya siwon yang terus menjawabnya tanpa henti. Kasihan dia karena tidak mengetahui apa yang ada di dalam hatiku ini. Dia berpikir bahwa aku terlalu malu untuk menatap kamera jadi aku merasa gugup untuk menampakkan diriku.
“Won-ah mianhaeyo, jeongmal mianhae” kembali lagi aku ucapkan kata-kata itu, sementara siwon yang sedang mengendarai mobil hanya tersenyum dan terus memegang tangan kananku.
“Gwaehnchana” dia begitu mengkhawatirkanku dan sesekali melihat kearahku tapi aku terus menunduk dan menjawabnya dengan anggukan pelan. Sesampainya kami di gerbang asrama dia memutuskan untuk mengantarku sampai pintu depan dan lantas saat aku akan masuk ke dalam dia menahanku dan mencium keningku. Aku melihat sebentar ke arahnya.
“Kau pasti sangat lelah, goodnight” dia berjalan menjauh dan melambaikan tangannya seraya berucap “LEE YURA-YA Saranghaeyo” dia pun pergi.
Saat ku berjalan masuk ternyata ada kyuhyun di depan pintu kamarku, dia memegang shoju di tangan kanannya.
“Selamat yah” ucap kyuhyun sinis sambil menjulurkan tangannya kearahku. Kelihatannya tampangnya tidak begitu bagus untuk dilihat, wajahnya memerah dan sesekali dia tersenyum-senyum sendiri.
“Sepertinya kau mabuk berat aissh”
Dia lekas menarik tanganku dan membawaku ke dalam pelukannya, terasa nyaman meskipun aku tahu bahwa dia dalam keadaan mabuk.
“Yura-ya saranghaeyo, saranghamnida, saranghanikka” dia terus mengoceh sambil memelukku dan memainkan rambutku.
“Yaa lepaskan aku” aku berpura-pura berontak tapi sepertinya orang ini sudah mabuk berat sehingga membuatku bersusah payah memboyongnya kekamar kyu.
“Yura anak ayam kecil berkaki ori, yura yura yura, kau ahjummaku, yura yura yura, ya ahjumma kau tahu aku sangat terpukul? Apa kau tidak tahu kalau Aku menyukaimu yura-ya, ya, ya, muach!! Ini untukmu” dia terus mengoceh, aku tidak bisa percaya setengah dari ocehannya tersebut, orang ini benar-benar tidak bisa diam saat aku berusaha untuk menyelimutinya.
“Hyun-ah apa kau tidak bisa diam? Aku sudah mengantuk dan kau sangat ribut, yasudah kau jangan bergentayangan tengah malam, aku pergi”
“Ahjumma” kyuhyun menarik tanganku dan aku terjatuh ke tempat tidurnya.
“Kau temani aku disini” dia memelukku erat dan tertidur, aku tidak bisa melepaskannya dia benar-benar mencekikku dengan tangannya, aku kesulitan untuk bernafas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar