Kamis, 30 Desember 2010

when the love reached into my heart part 8


Part 8

Sudah berakhir musim gugur ini dan aku harus kembali ke sekolah karena mr chang hanya menskorsku sampai akhir musim gugur. Oh aku mendapat kesulitan kali ini karena sudah tertinggal banyak sekali pelajaran. Tidak mungkin aku tidak lulus lagi untuk tahun ini. Aku bersiap-siap mencari pakaian seragamku yang ternyata ada didalam ransel yang berada dipojok kamar, untunglah aku tidak menaruhnya dikoper karena kalau ku melakukannya pasti seragamku ini sudah raib dan mr chang akan menambahkan hukumannya padaku.
Aishh.. aku ingat sesuatu, tidak mungkin aku bersekolah memakai sendalku semata wayang ini, aduh bagaimana ini tidak ada sepatu untuk bersekolah.
“kau mau sekolah?” paman nam meliriku heran.
“Ne” anggukku pelan tanpa ada rasa semangat sedikitpun, aku yakin kyuhyun sedang memikirkan sesuatu hal untuk ditanyakan kepadaku secara mendetail.
“kau bercanda? Setelah ku lihat kau hanya berlenggang kesana kemari dengan santainya selama 3 bulan ini sekarang kau mau kembali sekolah?”
Dia menyeruput secangkir susu yang ada di meja didepannya.
“kemarin itu aku sedang berlibur, kenapa kau mau tahu urusanku?”
Aku sebenarnya malas melayani dari setiap kalimatnya itu tapi apa boleh buat yang lainnya juga terlihat penasaran.
“baiklah, dimana kau sekolah? Aku akan tanyakan pada seosangnim-mu”
Mataku mendelik cepat kearahnya, tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Apa maunya sih orang ini benar-benar menyusahkan. Aku pun menantangnya mana mungkin dia berani untuk melakukan hal itu. Biarkan sajalah aku juga tidak yakin dengan setiap ucapannya itu.
“Silahkan saja kalau kau berani, aku tak keberatan” aku tersenyum paksa kepadanya, dia hanya memandangku yang hanya kelihatan bola matanya itu saat dia memegang cangkir.
“kau mau bertelanjang kaki seperti itu?” ryeowook menegaskan keadaanku, aku lupa belum memakai sepatu, tadinya aku berpikir untuk meminjam sepatu pada member-member ini tapi setelah ku lihat ada kyuhyun dan heechul jadi kubatalkan niatku tadi, terlalu gengsi untuk membicarakannya di depan dua orang ini.
“ Oppa ini kan musim dingin jadi akan kubuat kakiku menjadi kebal tanpa memakai alas”
Ryeowook tersenyum, begitupun dengan siwon dan teukie, aih pemuda ini memang terlihat sangat memukau dengan senyuman mereka.
“pakailah” perintah wookie, kulihat ke arah sepatu itu dan sepertinya dia sangat merawatnya karena terlihat cahaya dapat memantul dari sepatu itu. Perlahan ku memasukan kaki sebelah kananku dan “auww” terlalu sempit sepertinya.
“kenapa” ryeowook menanyaiku karena dia melihat wajahku yang penuh dengan tanda tanya, dia membungkukan tubuhnya dan melihat keadaan kakiku.
“terlalu kecil ya?” gumamnya.
“anniyo oppa, ini benar benar pas dengan ukuranku, kau tau langkahku bisa tidak terdengar jika memakai sepatu ini”
Aku mencoba meyakinkannya, yang lain hanya memerhatikan kami berdua.
“Ani ini terlalu kecil untukmu” ryeowook berjongkok dan mencoba melepaskan sepatu yang telah terpasang dikakiku. “aissh sulit sekali” ujarnya kesusahan. Akhirnya sepatunya bisa terlepas tapi terdapat kerusakan kecil karena tarikan paksa. Aku merasa sangat bersalah setelah mengetahui bahwa itu adalah sepatu kesayangannya.
“Dasar kau ori (bebek), kau sudah tau kan kakimu itu berselaput kenapa terus memaksakannya? aku heran tubuhmu itu kecil tapi kenapa kakimu begitu besar?”
Terus saja kau heechul, aku tahu kau tidak menyukaiku tapi kali ini aku merasa tersinggung karena tuduhannya itu, kau telah menghina salah satu bagian dari tubuhku, yaitu kakiku. Aku tidak mau berdebat dan yang hanya kupikirkan adalah perasaannya ryeowook, “oppa mianhae, aku benar benar minta maaf”, ryeowook hanya menjawabnya dengan anggukan pelan pertanda bahwa tidak apa-apa aku baik.
@@@
Semua orang memandangku aneh saat ku menyusuri koridor sekolah dan saat ku masuk ke dalam kelasku. Kelas yang terasa asing bagiku, begitupun orang-orang penghuni kelas tersebut. Setelah menuai permasalahan dalam menuju ke sekolah ini akhirnya aku bisa sampai juga. Permasalahan dari sepatu tadi bisa ku atasi dengan memakai sepatu kyuhyun karena ukuran kaki kami sama, sebenarnya kulihat raut wajah penuh kedengkian terpasang jelas di wajahnya saat leeteuk menyarankan dia untuk meminjamkan sepatunya itu tapi karena teuki itu yang paling tua dan sebagai kakak dari mereka maka kyuhyun pun menurutinya. Kenapa sepatunya bisa begitu pas di kakiku, dia itu pria tapi kenapa ukuran sepatunya sekecil ini.
“Lee Yura”
Aku langsung menoleh saat mendengar namaku dipanggil, guru ini menambah kedongkolan dihatiku saja, dia menyuruhku mengerjakan soal-soal fisika di depan kelas. Yang benar saja aku sudah tidak belajar selama 3 bulan, dengan sekeras apapun ku berpikir pasti tidak akan bisa aku memecahkan soal tersebut karena memang sebelumnya tidak pernah kupelajari. Saat ku berjalan perlahan maju ke depan kelas, semua mata tertuju padaku, aku membayangkan aku sedang berada di atas catwalk dan melambaikan tanganku, setelah itu semua orang bersorak sorai meneriakki namaku. Yah aku berpikir bahwa aku sedang menjadi miss universe dan “jlepp” bayangan itu tiba-tiba menghilang, yang ada didepanku hanya papan tulis entah apa warnanya dengan seonsangnim berdiri disampingku.
Tanganku gemetaran saat kucoba menggariskan sebuah tulisan di papan tulis tadi.
“Apa yang kau tulis yura-ya?”
Aku tidak sadar apa yang aku tulis, dan ternyata aku menuliskan “mad physic, mad teacher and we’re in our madness” yang artinya “fisika gila begitupun gurunya dan kita semua berada dalam kegilaan” aku menggigit ujung kukuku sambil memerhatikan tulisan itu, aku tidak percaya bahwa aku yang menulisnya. Tentu saja seosangnim mengeluarkan amarahnya dengan menggebu gebu, tanpa berbelit belit dia memberiku sekumpulan tugas fisika yang harus kukerjakan sebanyak seratus halaman.
$$$
Sudah ku bolak balik soal itu tapi tak ada satupun yang bisa aku kerjakan. Sesekali ku membantingkan tubuhku ke kasur tapi lagi-lagi selalu terbayang wajah seosangnim beserta garis keriputnya itu, sungguh menyeramkan lebih menyeramkan dari sebuah kegelapan ditengah hutan belantara seorang diri. “aihh seosangnim kau begitu tega padaku!!! Aaaa” aku menggebruk gebruk meja belajarku sambil terus menangis karena tugas ini harus dikumpulkan besok. Kemungkinan malam ini aku tidak akan tidur. Ini semua gara-gara mr chang, dia terlalu berlebihan menanggapi masalah. Aku bingung siapa yang akan ku mintai bantuan. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku dan mulai berpikir, akupun menemukan jalan pintasnya. Ku bawa pekerjaan rumahku yang seabreg itu dan kulihat tidak ada siapa-siapa di ruang tengah, sampai pada suatu tempat dan ku buka pintu perlahan, terlihat eunhyuk sedang asik menyantap makanan ringan sambil menonton yadong?? Omo omo bahaya, aku secepat mungkin menutup pintu itu kembali dan berlari kocar kacir ke kamarku tapi terlambat, eunhyuk menyetopku dan menghampiriku.
“wae?” Eunhyuk bertanya tanpa beban sambil terus menyantap makanannya itu, aku hanya berpikir “kau sudah kupergoki masih saja kau bersikap santai seperti itu” sambil menatapnya tajam. “wae??” tanyanya keras, aku tundukkan kepalaku dan memperlihatkan setumpuk kertas, dia meraihnya dan mengajakku duduk di meja yang berada dekat dengan kami.
“hemmm, mudah saja” dia menyimpulkan dengan mudahnya, aku hanya melongo mendengar ucapannya itu, aku lihat dia begitu serius mengerjakan dari setiap soalnya. Orang ini ternyata baik juga setelah ku ingat-ingat apa yang telah dia lakukan kepadaku selama ini mungkin dapat terbayar dari perlakuannya padaku malam ini. Aku rasa semua member telah tertidur pulas karena katifitas mereka yang sangat padat seharian ini. Aku memakluminya, lagipula sekarang sudah menjelang pagi tapi kenapa si eunhyuk ini tidak ikut tidur padahal kegiatannya pun tak kalah melelahkan dari kegiatan member lain, malah dia lebih memilih menonton yadong dini hari seperti ini.
“Ne, sudah selesai semuanya” Eunhyuk meletakkan alat tulisku di meja, aku pun membungkukan badan seraya mengucapkan “Gomawoyo oppa, ghamsa hamnnida” Eunhyuk berlalu kekamarnya, tanpa memandang kertasku aku pun langsung menuju kamar dan berbaring di tempat tidurku yang ku tempati sejak 3 bulan yang lalu.
@@@
Mataku sangat berat saat mencoba melangkahkan kaki ke luar rumah, cuaca sangat suram dengan butiran salju yang jatuh dari langit. Aku mendekapkan keduatanganku dan terus melaju menyusuri jalan yang licin ini. Kalau aku boleh memilih, aku lebih baik didalam asrama dengan ditemani ramyeon dan teh hangat, aih membayangkannya saja membuat perutku bergejolak wajar saja karena saking bersemangatnya aku ke sekolah aku jadi tidak sarapan. Terus terang saja aku ingin cepat sampai disana karena ingin secepatnya ku serahkan hasil kerjaanku atau lebih tepatnya kerjaannya eunhyuk kepada seosangnim. Dengan senyum lebarku aku memasuki kelas dalam kepercayaan diriku sesampainya disana kulihat kelas kosong, tidak hanya kelasku saja tapi juga kelas yang lain. Kantin juga sepi, apalagi ruang guru yang diselimuti suasana yang mencekam karena aura yang terbagi dari para guru. Aku lihat ke jam tanganku ternyata masih pukul 6 pagi, aku rupanya datang terlalu awal. Aku kembali ke kelasku dan ku buka tasku, ku tarik sebuah buku dan kubaca buku itu, bahasa inggris, aku tidak begitu menyukainya tapi setiap kali test nilaikulah yang tertinggi di pelajaran ini. Aku penasaran pada soal yang eunhyuk isi kemarin, bagaimana bisa hanya dengan waktu kurang lebih satu jam dia menyelesaikan pekerjaan rumahku sampai tuntas. Mataku sangat merah saat ku sadari bahwa kelas sudah dipenuhi para siswa. Aku mengucek-ngucek mataku, ternyata aku tertidur saat membaca buku tadi. Pelajaran pertama adalah fisika, tentu saja aku sedikit merasa rileks dengan tugas tugas yang diberikan seosangnim kepadaku. Tanpa perlu perintahnya dengan sigap kuserahkan hasil pekerjaan rumahku. Dan ternyata....
“LEE YURA-YA”
Seosangnim memelototiku sampai kedua bolamatanya itu hendak keluar. Kali ini terlihat raut marah diwajahnya, aku sangat takut melihatnya, ingin menangis sekencang-kencangnya. Dia tunjukan lembaran demi lembaran kertas soal tersebut, dan kulihat disana terdapat gambar-gambar wanita berbikini dengan berbagai macam pose.
“AAAAAAAAAAAA” aku menjerit keras sekali, semua orang dikelas ini menutup telinga mereka.
$$$
Aku berjalan dengan menyeret langkah, lelah sekali setelah seharian diperbudak oleh sekolahku.. karena kejadian tadi aku berpikir aku tidak lagi memiliki wajah di hadapan seosangnim. Semalam aku sangat kelelahan dengan pikiranku yang sangat berbelit jadi aku tidak sadar kalau eunhyuk menulisnya di kertas yang terbalik. Emosiku berubah sesaat ketika melihat dia dengan santainya mengerjakan soal-soalku, tapi ternyata bukan soal yang dia kerjakan dia malah membuat gambar-gambar yang tidak senonoh.
“Awas kau lee hyuk jae!!!!” pekikku sambil memandang jauh ke depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar